SYSTEM PENGINDERAAN
Penginderaan adalah keadaan dimana kita dapat
merasakan atau menyadari keadaan lingkungan baik di dalam maupun di luar tubuh
kitaempat kondisi yang harus dipenuhi agar penginderaan dapat berfungsi yaitu
stimulus(rangsangan), reseptor atau organ perasa, jaringan saraf dan daerah
pada otak untuk mengolah atau menterjemahan stimulus tadi untuk membentuk
persepsi sehingga dapat dimengerti.
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan
untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Namun, serabut saraf yang
menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra
menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan. Ada dua factor kesan yang timbul yaitu
kesan yang timbul dari luar dan dari luar. Ada beberapa kesan yang timbul dari
luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara.
Sedangkan, kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa
sakit.
Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat
menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk
diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf pusat susunan saraf.
Organ indra dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu organ indra umum seperti
reseptor raba tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting
pengecap yang penyebarannya terbatas pada lidah.
v INDRA PENGLIHATAN
Indra
penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indra penglihatan ,
saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam
rentina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
1.
Organ
Okuli Assesoria
Organ
okuli assesoria (alat antu mata), terdapat disekitar bola mata yang sangat erat
hubungannya dengan mata yang terdiri dari:
Kavum orbitan,
merupakan rongga mat yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya mengarah
kedepan , dan kedalam mata. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang: os
frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os etmoidal, os palatum, dan os
lakrimal. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,
pembuluh darah, dan apparatus lakrimalis.
Supersilium (alis mata)
merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi
oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik.
Palpebral (kelopak
mata), merupakan batas orbitan dan potongan kulit tebal yang terletak di depan
bulbus okuli. Kelopak mata terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak bawah.
Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata
(menutup dan membuka mata).
Apparatus lakrimalis
(air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior.
Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva.
Melalui duktus nasolakrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
Muskulus okuli (otot
mata) merupakan otot ekstrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6 buah di
antaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke
atas.
Ø Muskulus
levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata.
Ø Muskulus
orbicularis okuli (otot lingkar mata), fungsinya untuk menutup mata.
Ø Muskulus
rektus okuli inferor (otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup mata.
Ø Muskulus
rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya mengerakkan mata
dalam(bola mata).
Ø Muskulus
obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan ke
dalam.
Ø Muskulus
obliques okuli superior, fungsinya memutar mta ke atas, ke bawah, dan keluar.
2.
Organ
Oculus
Oculus
(mata) meliputi bola mata (bulbus okuli).
Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan
bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari organ visus. Oculus
terdiri dari:
·
Turnika okuli yang
terdiri dari:
1. Kornea
merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat
membrane pupil dan iris. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sclera disebut sclera corneal junction.
2. Sclera,
merupakan lapisan fibrosa yang merupakan bagian depan sclera tertutup oleh
kantong konjungtiva.
·
Turnika vaskulosa okuli
Turnika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan
sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi
atas 3 bagian yaitu:
1. Koroid
merupakan selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika
vaskulosa yang berfungsi memberikan nutrisi pada turnika.
2. Korpus
siliaris, merupakan lapisan yang tebal, terbentang mulai dariora serata sampai
ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cicin yang berfungsi untuk terjadinya
akomodasi. Pada proses melihat, muskulus siliaris harus berkontraks.Iiris, merupakan bagian
terdepan turnika vaskulosa oskuli, bewarna karena mengandung pigmen, berbentuk
bulat seperti piring dengan penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak
bagian berlubang yang disebut pupil.
3. Pupil
berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Pada iris terdapat 2
buah otot: muskulus stingter pupila pada
pinggir iris, dan muskulus dilatatorpupila terdapat agak kr pangkal iris dan
banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang, bisa menjalar
ke korpus siliaris.
·
Turnika nervosa
Turnika nervosa merupakan lapisan terdalam bola
mata, disebut rentina. Rentina dibagi atas 3 bagian:
1. Pars
optika rentina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
2. Pars
siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
3. Pars
iridika melapisi bagian permukaan balakang iris.
Fisiologi
Penglihatan
Indera
penglihatan menerima ransangan berkas-berkas cahaya pada rentina dengan
perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan
bayangan yang letaknyadifokuskan pada rentina. Bayangan itu akan membiasakan
cahaya dan memfokuskan bayangan pada rentina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan. Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk tranduksi sinar. Apratus optic mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman focus dalam objek dalam rentina.
v Indra penciuman
1.
Hidung
Organ
penciuman terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (hidung luar/nasal external)
terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (cavum nasi), yang di bagi
lagi oleh sebuah sekat (septum nasi)
menjadi rongga hidung kanan dan kiri.
Hidung
luar/nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya berhubungan langsung dengan
dahi (pada bagian apex). Bagian dasarnya terdapat 2 buah lubang hidung (nares)
yang dipisahkan oleh sebuah sekat yang berjalan dari depan sapai kebelakang
rongga hidung (septum antero-posterior). Disekitar/pinggir lubang hidung
terdapat sejumlah rambut (vibrissae) yang berfungsi menahan atau menyaring kotoran
atau debu-debu yang masuk ke hidung bersama udara pernafasan.
Rangka
hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan yang ditutupi oleh
kulitdan dibagian rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa. Rangka tulang
rawan terdapat pada septum dan ala nasi yang dapat menggerakkan atau
mengembang-kempiskan hidung bagian ujung hidung.
Cavum nasi (rongga hidung), pintu bagian depan
disebut nares/ nostril, sedangkan pintu/lubang bagian belakang yang berhubungan
dengan pharynx disebut choane. Dibelakang nostril rongga hidung agak mengembung
yang disebut vestibulum/ala nasi yang masih dilapisi oleh kulit dimana tubuh
sejumlah rambut dan kelenjar sebaceosus. Tiap rongga hidung bagian atas dan
dibelakang vestibulum dibagi 2 bagian, yaitu daerah penciuman/ olfactory region
(terdiri dari concha nasalis superior dan septum) dan daerah
pernafasan/respiratory region, yang merupakan bagian sisanya dari rongga
hidung.
2.
Fungsi
Hidung
Fungsi dari hidung antara lain:
·
Pengatur udara
pernafasan
Sel epitel hidung yang selalu basah (lembab)
berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan suhu udara yang masuk ke
hidung agar sama mempertahankan suhu tubuh, baik itu udara panas/kering maupun
dingin, ia dapat menstabilkan suhunya. Bila hidung gagal mempertahankan kestabilan
tersebut, maka akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, misalnya radang
tenggorokan (pharyngitis), asma bronkiale dan sebagainya.
·
Penciuman
Organ penciuman terdapat pada membrane mukosa pada
bagian atas dari ronnga hidung (daerah penciuman). Organ penciuman dapat
mengenali banyak macam bau. Rangsangan bau yang ditrima nasal olfactorius akan
diteruskan ke otak untuk dikenali jenis atau sumber yang menyebabkan bau.
Jika produksi cairan hidung (kelenjar mucous atau
serous) berlebihan dan membrane mukosa terlihat udema (bengkak), maka fungsi
penciuman akan berkurang pada keadaan-keadaan ini, seperti disaat influenza.
v INDERA PENDENGARAN
Indera
pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi berbegai stimulus bunyi.
Organ yang berperan sebagai indra pendengaran adalah telinga. Didalam kehidupan
sehari-hari pendengaran sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya didalam berkomunikasi.
1.
Telinga
Struktur telinga dibagi tiga bagian yaitu telinga
luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1) Telinga
luar
Telinga luar
terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikula) dan saluran telinga luar
(meatus auditorius eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala
setinggi mata yang tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil
yang dilapisi oleh kulit sehingga menjadi tinggi, keras, dan lentur. Daun
telinga berfungsi mengumpulkan gelombang suara untuk diteruskan kesaluran
telinga luar yang selanjutnyanke gendang telinga.
Saluran telinga
luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5 cm dari daun
telinga ke membrane timpani. Saluran ini tidak beraturan dan dilapisi oleh
kulit yang mengandung kelenjar khusus, glandulaseruminosa yang menghasilkan
serumen. Serumaen berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri, menangkap
benda asing yang masuk ke telinga. Batas telinga luar dengan telinga tengah
adalah membrane timpani atau gendang telinga yang berbentuk kerucut dengan
diameter sekitar 1 cm. membrane timpani berfungsi melindungi organ telinga
tengah dan mengantar fibrasi suara dari telinga luar ke tulang tung pendengaran
(osikel). kekuatan getaran suara mempengaruhi tegangan, ukuran dan ketebalan
membrane timpani.
2) Telinga
tengah
Telinga tengah
merupakan rongga yang berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal.
Rongga tersebut dilalui oleh tiga tulang kecil yaitu meleus, inkus dan stapes
yang membentang dari membrane timpani ke foramen ovale. Sesuai denagn namanya
tulang meleus berbentuknya seperti palu dan menempel pada membrane timpani.
Tulang inkus menghubungkan meleus dengan stapes dan tulang stapes melekat pada
jendela oval di pintu masuk telinga dalam. Tulang stapes disokong oleh otot
stapedius yang berperan menstabilkan hubungan antara hubungan stapes dengan
jendela oval dan mengatur hantaran suara. Fungsi tulang-tulang pendengaran
adalah mengarahkan getaran dari membrane timpani ke fenestra vestibule yang
merupakan pemisah antara telinga tengah dengan telinga dalam.
3) Telinga
dalam atau labirin
Telingan dalam
atau labirin mengandung organ-organ yang sensitive untuk pendengaran,
keseimbangan dan saraf kranial ke delapan. Telinga dalam berisi cairan dan
berada pada petrosa tulang temporal. Telinga dalam tersusun atas dua bagian
yaitu labirin tulang dan labirin membranosa.
a. Labirin
tulang
Labirin tulang
merupakan ruang berisikan cairan menyerupai cairan serebrospinalis yang disebut
cairan perilimf. Labirin tulang tersusun atas vestibula, kanalis semisirkularis
dan koklea. Vestibula menghubungkan koklea dengan kanalis semisirkularis. Saluran
semisirkularis merupakan tiga saluran yang berisi cairan yang berfungsi menjaga
keseimbangan pada saat kepala digerakkan. Saluran ini mengandung sel-sel rambut
yang memberikan respon terhadap gerakan cairan untuk disampaikan pesan otak
sehingga terjadi proses keseimbangan. Koklea berbentuk eperti rumah siput
didalamnya terdapat duktus koklearis yang berisi cairan endolimf dan banyak
reseptor pendengaran. Oklea bagian labirin dibagi atas tiga ruangan (skala)
yaitu bagian atas disebut skala vestibule, bagian tengah disebut skala media
dan pada bagian dasar disebut skala timpani.
b. Labirin
membranosa
Labirin
membranosa terendam dalam cairan perilimf dan mengandung cairan endolimf. Kedua
cairan tersebut terdapat keseimbangan yang tepat dalam telingadalam sehingga
pengaturan keseimbangan keseimbangan tetap terjaga. Labirin membranosa tersusun
atas utrikulus, sakulus dan kanalis semisirkulis, duktus koklearis dan organ
korti.
2.
Fungsi
Pendengaran
Proses mendengara ditimbulkan oleh getaran atmosfer
yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda.
Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksternal) yang
menyebabkan membrane timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut diteruskan
menuju inkus dan stapes melalui meleus yang terkait pada membrane tersebut.
Karena getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe
yang getaran ini dialihkan melalui membrane menuju endolimfe dalam saluran
koklea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti
selanjutnya dihantarkan menuju otak.
Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara
yang enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi. Tingkatan suara
biasa 80-90 desibel dan tingkatan maksimum kegaduhan 130 desibel.
Suara dihasilakan oleh benda yang bergetar dalam
medium fisik (udara, air, dan benda padat), tidak dapat didengar melalui hampa
udara. Penghantaran sura, telinga mengubah gelombang suara dari dunia luar
menjadi potensial aksi dalam nervus koklearis. Gelombang diubah oleh gendang
telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan papan kaki stapes.
Gerakan ini menimbulkan gelombang pada cairan telinga tengah.
Refleksi gendang yaitu apabila otot telinga tengah
berkontraksi , menarik manubrium maleoolusnke dalam dan papan kaki stapes
keluar. Suara akan menimbulkan refleks kontraksi otot dan merangsang reseptor
pendengaran.
Pengantaran tulang dan udara:
1. Penghsntsrsn
gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membrane timpani dan tulang
pendengar.
2. Gelombang
suara mrnimbulkan getaran pada membrane timpani yang menutup jendela bundar
(penglihatan udara).
3. Hantaran
tulang tranmisi getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan telinga dalam.
Gelombang jalan yaitu papan kaki stapes menimbulkan
serangkaian gelombang pada perilimfe dalam skala vestibuli. Apabila bergerak ke
arah koklea, tinggi gelombang suara dengan nada tinggi dan suara rendah
gelombang memuncak pada apeks dinding tulang dari skala vestibuli, membrane
basilaris tidak dalam keadaan tegang.
v INDERA PENGECAP
Lidah merupakan bagian dari organ sensori khusus
yang mampu mendeteksi berbagai rasa.
Orgsn ysng berperan dalam indra pengecapan yaitu lidah. Lidah terletak pada
dasar mulut, ujung serta tepi lidah bersentuhan dengan gigi yang terdiri dari
otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan ke
segala arah.
Lidah terbagi menjadi:
1. Raduks
lingua (pangkal lidah)
2. Dorsum
lingua (punggung lidah)
3. Apeks
lingua (ujung lidah).
Makanan dapat dirasakan ika makanan tersebut dalam
bentuk cair dan harus bersentuhan dengan ujung saraf lidah yang mampu meneruma
rangsangan yang berbeda-bedamdan menimbulkan kesan rasayang berbeda pula. Lidah
memiliki pensarafan yang majemuk dari saraf hipoglosusm(saraf otak XII) dan
dipersarafi juga oleh saraf kranial VII (nervus fasialis) dan saraf IX
(glosofaringeus) yang membawa implus saraf. Kelenjar ludah mengeluarkan saliva
kira-kira ½ liter dalam 24 jam untuk mengolah enzim amylase, sebagai
katalisator dalam perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida.
Fungsi indera pengecap adalah untuk merasakan arti
makanan yang enak atau tidak enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa
asam, asin, pahit, manis, dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.
Sensasi pengecapan dasar
Rasa
asam, dikecap pada sepanjang tepi lidah.
Intensitas dari rasa asam hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi
ion hydrogen, yaitu semakin asam semakin kuat sensasi bentuk.
Rasa
asin, dikecap pada lingua anterior. Kualitas
rasa asin berbeda antara garam dengan garam yang lain. Kation membentuk rasa
asin, anion juga berperan membentuk rasa asin walaupun sedikit.
Rasa
manis, dikecap pada ujung lidah. Rasa manis
tidak dibentuk oleh satu sensasi kimia saja misalnya gula, glikol, aldehit,
keton, amida, dan asam amino. Kebanyakan substansi yang membentuk rasa manis
adalah substansi kimia organik.
Rasa
pahit, dikecap pada dorsum lingua. Substansi
yang membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organik;
substansi organic rantai panjang yang mengandung nitrogen dan alcohol yang
meliputi banyak zat yang digunakan dalam obat-obatan.
v INDERA KULIT(SENTUHAN)
Kulit merupakan organ tubuh yang paling besar yaitu
sekitar 15-20 persen dari berat badan. Kulit mempunyai tiga lapisan yaitu
epidermis, dermis, dan subkutaneus.
1. Epidermis
Epidermis
merupakan lapisan tipis pada bagian terluar kulit dan langsung berhubungan
dengan dunia luar yang tersusun atas sel-sel tanduk (keraronosit) dan sel
melanosit. Epidermis memiliki beberapa lapisan paling luar yaitu stratum korneum,
stratum lusidum, stratum malpigi, stratum granulosum, dan stratum germanativum
sedangkan tipe selnya adalah keratinosit, melanosit, merkel, dan sel
Langerhans.
a. Lapisan-lapisan
epidermis
Stratum korneum,
merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan sel tanduk, gepeng,
kering, dan tidak berinti. Pada lapisan ini terdapat sel-sel mati dengan yang
baru atau desqumation.
Stratum lusidum,
lapiasan ini ditemukan pada kulit yang tebal seperti pada telapak tangan dan
telapak kaki. Lapisan ini sangat gepeng dan bening yang berfungsi sebagai
bantalan dan proteksi trauma.
Stratum granulosum,
merupakan lapisan-lapisan dengan sel-sel yang bergranula keratohialin yang
merupakan precursor pembentukan keratin. Keratin merupakan protei keras yang
berfungsi melindungi terhadap kehilangan kelembapan kulit. Fungsi lapisan ini
adalah proteksi benda asing, kuman, dan bahan kimia yang masuk dalam tubuh.
Stratum spinosum,
adalah lapisan sel spina atau tanduk, karena sel-selnya dibentuk oleh tonjolan
yang menyerupai spina yang berfungsi menahan gesekan dan tekanan dari luar.
Stratum germinativum
atau stratum basalis, merupakan lapisan dasar pada epidermis dan lapisannya
mempunyai intisel sehingga dapat terjadi pembenahan sel yang cepat dan sel-sel
barundidorong masuknke lapisan berikutnya.
b. Sel-sel
epidermis
Keratinosit, merupakan
sel-sel tanduk dan menyusun terbesar dari epidermis. Keratinosit menghasilkan
keratin yang merupakan lapisan berier tertular dari kulit untuk melindungi dari
kuman pathogen, serta kehilangan cairan dalam pengerasan rambut dan kuku.
Melanosit, merupakan
pigmen epidermen yang memproduksi melanosom yang mengandung melanin (pigmen
pada kulit). Warna kulit dihasilkan oleh epmpat pigmen yaitu karotionoid untuk
warna kuning, melanin untuk warna coklat, oksigenasi hemoglobin pada kapiler
menimbulkan warna merah dan penurunan hemoglobin pada venula menimbulkan warna
biru.
Sel merkel, merupakan
sel yang berada pada lapisan basal, yaitu reseptor mekanik atau sentuh pada
telapak tangan, telapak kaki, dan mulut.
Ø Sel
Langerhans, merupakan sel yang membentuk bintang yang berada menyebar diantara
keratinosit di epidermal. Sel ini berasal dari sumsum tulang kemudian
bermigrasi ke epidermis. Sel Langerhans berfungsi berperan dalam reaksi immune
pada kulit.
1.
Lapisan dermis,
Lapisan dermis tebalnya kira-kira
sekitar 1-4 mm yang berada dibawah epidermis. Lapisan ini tersusun dari
fibroblast, makrofag, mast sel dan limfosit untuk meningkatkan penyembuhan luka
dan lapisan ini terdapat limfatik kulit, vaskuler dan jaringan saraf.Lappsan
dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu papilla dermis dan reticular dermis.
Papilla dermis mengandung banyak kolagen, pembuluh darah, kelenjar keringat dan
elastin yang berhubungan langsung dengan epidermis. Sedangkan lapisan retikuler
mengandung jarinagan ikat yang lebih tebal, sel-sel fibrosa, sel histiosit,
pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf, kelenjar sebesea, sel lemak dan otot penegak rambut. Lapidan ini
membentuk jaringan kompleks serabut sensori yang sensitive terhadap nyeri,
sentuhan, dan suhu. Ada empat tipe utama dari sensasi yaitu nyeri, sentuhan,
panas dan dingin. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh fisik, kimia, stimulus
mekanik.
2. Lapisan
subkutaneus,
Lapisan subkutaneus,
merupakan lapisan khusus dari jaringan konektive atau disebut lapisan adipose
karena mengandung lemak. Jaringan subkuteneus adalah untuk simpanan lemak,
pencegahan trauma dan pengaturan suhu.
Kelenjar-kelenjar
pada kulit
Kulit mempunyai kelenjar-kelenjar seperti kelenjar
keringat, kelenjar sebesea dan kelenjar mamae.
1. Kelenjar
kerinagt dibagi menjadi dua bagian yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
Kelenjar keringat ekrin mensekresi air dan memnbantu pendinginan evaporative
tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh yang kelenjar ini terdapat pada seluruh
tubuh, khususnya lebih banyak pasa area tangan, telapak kaki dan dahi.
Sedangkan kelenjar apokrin merupakan kelenjar keringat khusus seperti pada
aksila, areola payudara dan anogenital. Kelenjar ini memproduksi cairan yang
tidak berbau dan akan berbau jika berhubungan dengan bakteri.
2. Kelenjar sebasea,
menghasilkan sebum yang merupakan campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan
sel yang berfungsi pelembut kulit dan bersifat bakterisid. Kelenjar ini
bermuara pada folikael rambut pada area glans penis, labium minus dan kelenjar
pada kelompak mata.
3. Kelenjar
mamae, merupakan kelenjar apokrin yang termodifikasi yang khusus menghasilkan
susu. Kelenjar ini berperan dalam proses menyusui.
·
Fungsi
kulit
Kulit
berperan penting dalam perlindungan terhadap ancaman dari luar tubuh,
homeostastis, sensasi, pengaturan suhu, keseibangan cairan, produksi vitamin D,
respons imun dan fungsi komunikasi.
1.
Mekanisme
Sensasi
Salah satu
fungsi kulit adalah merasakan adanya berbagai jenis sensasi. Sensasi merupakan
kesiagaan terhadap stimulus baik yang berada dari dalam maupun dari luar.
Masing-masing sensasi memounyai kekhususan tersendiri sehingga setiap sensasi
dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, keadaan tersebut disebut modalitas. Satu saraf sensori hanya
membawa satu modalitas.
Prose mekanisme dimulai dengan adanya stimulus,
tranduksi, konduksi/inplus dan integrasi. Timulus akan diterima oleh
ujung-ujung saraf yang melekat reseptor, dimana setiap ujung saraf tersebut
melekat satu reseptor. Terdapat empat bentuk sensasi pada kulit yaitu
raba-tekan, dingin, hangat dan nyeri. Adanya reseptor pada kulit stimulus dari
dalam dan luar akan dideteksi sesuai dengan jenisnya yang berupa sensasi.
Reseptor-reseptor tersebut mampu mengubah energy menjadi potensial aksi pada
saraf sensorik. Potensial aksi dibangkitkan oleh adanya deporlarisasi yaitu
perubahan muatan ion pada intra dan ekstrasel secara cepat.
Sumber:
-
Sarpini.
Rusbandi ( 2015 ), Anatomi Dan Fisiologi
Tubuh Manusia.
-
Syarifuddin
(2016), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Keperawatan.
-
Tarwoto
dan Aryani. Ratna dan Wartonah, 2015, anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan.